Kenapa Indonesia?Pertama, Ancaman bumi ditabrak sebuah
asteroid semakin diterima sebagai bahaya,
bencana alam tunggal terbesar yang dihadapi
oleh umat manusia.Kedua, sepuluh besar negara yang paling
berisiko adalah China, Indonesia, India,
Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia,
Inggris, Brazil dan Nigeria.
Pertanyaannya, apakah benar asteroid
merupakan bencana alam tunggal terbesar
bagi manusia? Stephen Hawking, ilmuwan
kondang dunia berpendapat bahwa salah satu
faktor utama dalam kemungkinan kelangkaan
kehidupan cerdas di galaksi kita disebabkan oleh tingginya probabilitas asteroid atau
komet bertabrakan dengan planet.
Hawking menunjukkan dalam bukunya “Life in the Universe ”dimana terjadi benturan komet Schumacher-Levi dengan Yupiter yang
menghasilkan serangkaian bola api besar,
dengan tinggi ribuan kilometer yang
melontarkan "gelembung" panas hitam di
atmosfer selama beberapa minggu.
Bayangkan jika di planet Yupiter ada
penduduknya seperti di bumi, apa yang akan
terjadi dengan mereka? Sekalipun di Yupiter
ada penduduk yang memiliki keecerdasan
tinggi, maka sangat kecil kemungkinannya
mereka bisa survive.
Bagaimana dengan sejarah asteroid yang
menghantam bumi? Sekitar 60 juta tahun yang
lalu, terjadi katastrofi besar sehingga mahluk
raksasa seperti dinosaurus juga musnah. Dengan demikian, kita sangat beruntung
karena berkembangnya kehidupan cerdas di
bumi hanya mungkin terjadi karena tidak ada
tabrakan besar dalam 60 juta tahun terakhir.
Berdasarkan berbagai simulasi tabrakan
asteroid kecil dengan diameter hanya 1 km
saja yang dibuat dengan software
NEO impactor, ada 10 negara yang paling besar
risikonya dan Indonesia menempati urutan
kedua di dunia.
Saat galaxy kerdil Sagitarius melintasi tata
surya kita setiap 250 juta tahun maka saat itu
terjadi kepunahan spesies yang ada di bumi..
Tidak mustahil dalam dua tahun ke depan,
akan lebih banyak komet menghantam bumi. Jika demikian halnya, Indonesia harus bersiap-
siap diri karena tidak mustahil 200 juta rakyat
Indonesia akan musnah dan bukan hanya saja
negeri besar kita menjadi sejarah, tetapi lebih
buruk lagi, yaitu dilupakan sejarah.
Mungkin
sudah saatnya ilmuwan kita lebih mencermati hasil penelitian dari tim ilmuwan di atas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar